Setiap orang berada pada jalannya masing - masing. Ada yang memilih jalan yang lurus, ada pula yang berbelok dahulu kemudian kembali ke jalan yang lurus, ada pula yang terus ke arah yang salah tanpa sempat kembali ke jalan yang lurus.
Setiap orang berhak memilih jalannya masing - masing. Hanya saja tentu setiap orang pun harus berani bertanggung jawab atas setiap jalan yang ia tempuh. Dan setiap jalan yang akan ditempuh pun setiap orang harus yakin pada tujuannya melewati jalan tersebut. Jika tidak, tentu orang itu akan berjalan tak tentu arah dengan penuh keraguan. Tapi tau tujuan saja tidak cukup. Bahkan ketika kita sudah tau tujuan kita dan kita sudah ada di jalan yang tepat, kita takkan bisa mencapai tujuan tersebut jika kita hanya duduk saja terpaku di jalan tersebut. Yang perlu kita lakukan adalah menelusuri jalan tersebut dengan penuh keyakinan. Walaupun kita tak tau apakah ada batu atau bongkahan kayu yang akan menghalangi jalan kita.
Dikisahkan,
Ketika ku duduk termenung menatap jalan panjang yang ada di hadapanku. Disoroti sinar mentari yang cukup menyengat.
Aku berpikir, aku yakin bahwa inilah jalan yang terbaik bagiku. Tapi aku takut untuk melaluinya. Aku tak tau adakah batu yang besar yang menghalangi jalanku, ataukah adakah jurang yang memutuskan jalan ini. Sehingga aku hanya duduk termenung menatap jalanku.
Suatu ketika aku sudah benar - benar yakin pada jalan ini. Aku yakin jalan ini adalah jalan yang akan membawaku ke tempat yang ku inginkan. Aku pun sudah tak peduli lagi akan apa yang mungkin ada di hadapanku nantinya. Yang terpenting aku jalani dan aku telusuri jalan lurus yang ada di hadapanku ini.
Aku pun mulai berjalan melangkahkan kakiku perlahan demi perlahan. Tapi aku merasa langkah kakiku ini begitu berat. Tapi aku terus berusaha untuk terus menelusuri jalan ini.
Suatu ketika aku merasa ada dorongan untuk keluar dari jalan ini, ada suatu yang membuatku memaksa diriku untuk berbelok arah. Aku tak tau apa ini.
Tapi setelah aku pandangi semua yang ada pada diriku aku baru menyadari. Aku baru menyadari kalau aku hanyalah boneka tali. Boneka tali yang selalu dikendalikan. Dikendalikan pikiran negatifku, dikendalikan rasa ketakutan semuku, dikendalikan oleh keragu - raguanku, dan dikendalikan oleh situasi yang ada disekitarku.
Aku tak tau apa yang harus aku lakukan untuk terus konsisten menelusuri jalan ini. Sementara tali - temali ini semakin mengendalikanku.
Hingga suatu ketika ku pun baru menyadari caranya. Ya, caranya. Caranya aku harus memutus teli - temali yang mengendalikanku. Aku harus buang rasa takut yang semu, aku harus buang semua keraguanku, dan aku harus kukuh pada pendirianku.
Hingga suatu saat aku pun menyadari kalau aku bisa berubah. Kalau aku bukan lagi boneka tali. Aku bisa menelusuri jalan hidupku dan biarkanlah langkah kakiku yang akan menuntunnya. Dan biarkanlah Yang Maha Kuasa yang mengatur takdirku.
Kamis, 23 Juni 2011
JALAN HIDUP
✔
Rival Ardiles
21.18.00
JALAN HIDUP
Rival Ardiles
5.0
stars based on
35
reviews
Setiap orang berada pada jalannya masing - masing. Ada yang memilih jalan yang lurus, ada pula yang berbelok dahulu kemudian kembali ke jala...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon