Selasa, 05 Juli 2011

Bercahaya di Antara Kegelapan

Saya setiap hari berangkat ke kantor naik bis kota. Berdiri bersama penumpang yang lain sepanjang perjalanan. Tapi ada sesuatu yang membuat saya berpikir kala itu.
Saat itu ada dua orang yang tunanetra yang naik bis itu. Kedua orang itu mengamen di bis itu tanpa rasa takut karena tidak bisa melihat. Meraka mengamen dan seperti pengamen pada umumnya setelah mengamen tentu meminta uang seridonya pada setiap penumpang.

Saat itu saya sempat berpikir apakah orang itu benar buta atau tidak. Pasalnya ketika bus hendak tiba di alun - alun kota Cimahi salah satu dari mereka berkata.
"Alun. . .persiapan. . .alun." Kurang lebih itu yang dikatakannya seolah ia mengetahui sampai dimana bus itu saat ini.

Dan memang benar saat itu bus hampir sampai di alun - alun Cimahi. Kemudian saat bus itu hampir sampai di Cihanjuang. Pengamen tunanetra itu kembali memperingatkan penumpang yang hendak turun di daerah Cihanjuang.
"Cihanjuang. . .cihanjuang." Begitu kurang lebih yang dikatakannya.
Dan begitu seterusnya seperti saat bus sampai di cibabat dan seterusnya. Bahkan ketika bus hampir tiba di cimindi, tunanetra itu pun telah bersiap - siap di dekat pintu untuk turun disana.

Saat itu saya sempat meragukan kalau dua orang ini memang benar tunanetra. Pasalnya mereka seolah selalu tau dimana bus itu sampai. Tapi ketika kedua tunanetra itu turun dari bus di daerah Cimindi ternyata memang kedua orang itu benar - benar tunanetra. Setelah turun dari bus salah satu dari mereka mengeluarkan tongkat lipatnya dan berjalan sambil membawa tongkat itu sebagai penuntun. Sedangkan yang satu lagi memegangnya dari belakang.

Saat itu saya lebih meyakini bahwa yang namanya kekurangan itu pasti ditutupi dengan suatu kelebihan jika kita menyadari hal itu. Namun sayangnya kebanyakan orang justru hanya fokus pada kekurangan tersebut adn tidak mensyukuri apa yang ia miliki sehingga kehidupannya sering mengeluh.

Bahkan di dunia ini ternyata cukup banyak tunanetra yang bisa memperlihatkan prestasi kepada dunia. Salah satunya seorang Ramaditya Adikara. Ia adalah seorang tunanetra yang bisa memberikan inspirasi. Bagaimana tidak, dengan kondisi penglihatan yang tidak seperti kita pada umumnya yang bisa melihat ia mampu menjadi orang Indonesia yang membuat musik - musik game untuk game - game yang diproduksi secara internasional. Selain itu ia pun juga sebagai wartawan, motifator, penulis buku. Wah hebat juga yah.

Ternyata walaupun dunia terlihat gelap, mereka mampu memberikan cahaya untuk banyak orang.

2 komentar

Allah selalu memberikan kelebihan diantara kekurangan. karena sudah menjadi kodrat semua yg ada itu berpasang-pasangan seperti ada siang ada malam, begitu pun dengan kekurangan/kelebihan yg kita miliki

kalau cerita inspiratifnya dalam bentuk cerpen gmana ya?

Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon