Kadang
kita mengetahui apa yang kita inginkan kawan, tapi kita mungkin tak mengetahui
apa yang kita butuhkan. Ibarat sebuah pil pahit yang tak kita suka tapi bisa
menyembuhkan penyakit yang kita derita.
Nasibku
begitu tragis pada saat ujian nasional. Ternyata aku pernah tidak lulus ujian
nasional. Awan kelam menutupi langit, dunia seolah berhenti berputar,
bunga-bunga pun layu.
Menjelang
ujian nasional tentuya saya belajar tuk mempersiapkan hal itu. Di hari pertama
pelajaran bahasa Indonesia, dan aku melewatinya dengan cukup lancar. Hari kedua
pelajaran B. Inggris, saat itu aku tau kunci jawaban sudah menyebar, namun ku
tetap percaya pada diriku sendiri. Dan aku bisa melewatinya dengan cukup
lancar. Namun di hari ke-3 pelajaran matematika walaupun aku tetap percaya pada
diriku sendiri, tapi ada semacam kecemasan. ”Bagaimana kalau tidak lulus ?”,
Pertanyaan itulah yang menghantuiku sebelum ujian.
Saat
mengerjakan soal matematika, aku mulai mengerjakan soal yang kelihatannya cukup
simpel, yaitu mencari nilai x,y,z,dari 3 persamaan. Ku goreskan pensil di atas
kertas dan mulai menghitung. Namun tak kutemukan jawabannya, ku hitung lagi dan
ku hitung lagi berkali-kali, namun tetap tak kutemukan juga jawabannya di
pilihan ganda. Soal itu begitu menyita perhatian dan waktuku. Keringat
bercucuran, jantung berdebar-debar. Pertanyaan di atas seringkali menghantuiku.
Lalu aku
beralih ke soal lainnya. Namun konsentrasiku sudah turun drastis. Diriku begitu
kacau, sehingga banyak soal yang diisi asal - asalan. Aku semakin cemas ketika
waktu memasuki masa injuri time. Apalagi setelah pengawas meniupkan peluit
panjang tanda berakhirnya waktu ujian. Saat itu aku berharap ada babak
perpanjangan waktu, atau bahkan sampai adu penalti, namun semua itu tak ada.
Dan aku pun keluar dengan wajah muram.
Sepulangnya
dari sekolah ku coba menenangkan diri. Aku pun sholat dan mengaji. Dan aku pun
merasa lebih tenang. Hari demi hari ku lalui. Sembari menunggu hasil UAN, aku
pun mengikuti tes ujian masuk Polban. Dan ternyata hasil tesnya cukup lumayan
nilai ku 622. Hari demi hari ku lalui. Sampai akhirnya tibalah hari penerimaan
hasil UAN. Aku begitu berdebar-debar. Apa lagi setelah pak pos datang. Pak pos
itu pun memberi sebuah amplop putih berisikan keterangan lulus/tidaknya diriku.
Aku pun
mulai menyobek amplop itu sedikit demi sedikit. Lalu ku intip. Dan ternyata aku
pun melihat tulisan lulus dan tidak lulus. Namun ternyata tulisan lulusnya
dicoret yang menandakan diriku ini tidak lulus. Saat itu aku tak tau harus
berkata apa, yang kulakukan hanya menarik nafas dalam-dalam. Yg pasti ortu
kecewa, aku pun kecewa. Tapi buat apa, rasa kekecewaan tidaklah mengubah
segalanya. Yang pasti aku harus tegar dan mulai menatap masa depan.
Setelah
itu aku pun mulai belajar lebih intensif lagi. Soal matematika ku jadikan
santapan setiap harinya. Ujian susulannya akan diadakan skitar 3 bulan kedepan.
Karena
ku telah belajar dari kegagalan, akhirnya ujian susulan pun ku lewati dengan
lancar. Alhamdulillah aku pun lulus dengan nilai B.Indonesia 7.xx, B.Ingris
6.xx, dan matematika 7.xx. Namun aku pun harus menerima ijasah telat karena lulus melalui
ujian susulan. Dan otomatis kartu hasil ujian Polban tidak bisa dipakai.
Sehingga aku pun memilih menganggur selama setahun. Dan bertambahlah jumlah
pengangguran di Indonesia saat itu.
Dari
pengalaman ini yang pasti aku banyak mendapat hikmah dan pelajaran. Dan
ternyata setelah hari demi hari ku lalui seiring berjalannya waktu, akhirnya
aku pun menyadari bahwa inilah yang terbaik untukku. Karena setahun menganggur
aku bisa berpikir, bisa belajar dan bisa mempersiapkan diri untuk memulai
lembaran kehidupan yang baru. Artinya memang benar bahwa ”apa yang kita anggap
baik belum tentu baik dan apa yang kita anggap buruk belum tentu buruk”. Allah
lah yang Maha Mengetahui. Dan semua ini adalah momen yang takkan terlupakan
dalam perjalanan hidup seorang rival.
"Tetapi
boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu,padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu,padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui,sedang
kamu tidak mengetahui" Al-Baqarah ayat 216
Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon