Suatu ketika ada skelompok orang yang berlayar mengarungi samudra biru yang tenang. Mereka tertawa terbahak - bahak sambil berjudi dan minum - minuman keras. Namun salah satu dari mereka yang tidak ikut judi dan minum - minuman keras berkata ," Hai, lebih baik kita nikmati dan syukuri pemandangan alam ini, laut yang tenang ini."
Tapi mereka malah menyangkal, "Hai orang dungu, pemandangan seperti ini kan sudah biasa kita liat, kita kan pelaut, jadi buat apa kita syukuri dan renungkan." ucap salah satu dari mereka.
Mereka pun tetap berjudi dan minum minuman keras di atas kapal sembari tertawa terbahak - bahak. Namun perlahan langit yang biru mulai tertup awan kelabu yang semakin lama semakin hitam pekat hingga suasana menjadi gelap. Petir pun mulai menyambar diiringi dengan gertakan suaranya yang begitu keras. Laut yang tadinya tenang pun mulai bergejolak menghantap perahu meraka.
Mereka yang tadinya teratawa sambil mabuk dan berjudi itu seketika terhenyak memandangi lautan dan langit. Mereka mulai merasa ketakutan ketika ombak yang besar menghantam kapal mereka. Mereka berpegangan pada tiang layar sambil berteriak memohon ampun. Mereka menyesal tidak mensyukuri laut yang tenang, mereka menyesal berbuat maksiat pada saat itu.
Ombak pun semakin kencang bergejolak hingga hampir saja membuat kapal mereka terbalik. Namun ketika mereka hampir merasa di ujung nyawa, lautan seketika kembali tenang. langit pun kembali biru. Dan mereka amat bersyukur dengan hal itu.
Coba deh pikirin, awalnya laut tenang, setelah badai juga laut tenang. Tapi kenapa mereka sebelumnya ga bersyukur, tapi sesudahnya menjadi amat bersyukur ?
Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon