Tak terbayangkan bagaimana beratnya perjuangan anak-anak di pelosok sana yang harus sekolah dengan bergelantungan melewati jembatan yang telah rusak. Ini menjadi salah satu hal yang sangat memprihatinkan, terutama di Banten.
Seorang pria yang bernama Muhammad Arif Kirdiat saat mengantarkan turis-turis asing ke pelosok desa di Banten, selalu merasa milu ketika melihat anak-anak yang harus mempertaruhkan nyawanya demi bersekolah. Pria yang memiliki usaha tour & travel ini pun merasa terguguah untuk melakukan sesuatu.
Awalnya ia datang ke DPRD setempat untuk mengajukan permohonan mengenai perbaikan jembatan-jembatan tersebut. Namun sayang, pemerintah setempat tak terlalu menggubrisnya. Menurutnya, pemerintah setempat menganggap itu bukan hal yang prioritas. Namun Arif tidak menyerah, hal itu justru membuatnya bergerak untuk membangun jembatan itu. Walaupun ia sadar, ia tak memiliki dana untuk membangun jembatan itu.
Kemudian Arif mengajak teman-temannya untuk mencari dana demi membangun jembatan yang telah rusak. Kemudian mereka mendirikan Relawan Kampung yang merupakan organisasi sosial untuk membangun jembatan rusak. Mereka pun mengumpulkan dana melalui teman-teman, kemudian melalui jejaring sosial ia mengupload foto-foto jembatan yang rusak. Ternyata responnya pun cukup banyak. Banyak orang-orang di luar Banten yang tergugah untuk menyumbang. Bahkan salah satu menteri di Singapura pun tergugah untuk menyumbang.
Tak disangka, dari target 3 bulan untuk mengumpulkan dana, ternyata dalam beberapa minggu saja sudah terkumpul uang untuk membangun jembatan. Mereka pun mulai membangun jembatan dan dibantu dengan masyarakat sekitar.
Tak berhenti sampai disitu. Arif kemudian menelusuri daerah lain di sekitar Ujung Kulon yang tak memiliki jembatan. Ia pun berupaya untuk membangun jembatan lagi. Dukungan pun semakin banyak termasuk dari Kopassuss dan juga salah satu perusahaan minimarket. Bahkan banyakan donatur dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Yang ironis perusahaan-perusahaan yang berlokasi, beroperasi, dan berkembang di wilayah Banten justru tidak ada yang menyumbang lewat Relawan Kampung. “Mungkin mereka terikat aturan bahwa CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan harus dilakukan lewat Pemprov Banten,” kata Arif Kirdiat.
Kini ia bersama Relawan Kampung serta pihak-pihak lain yang membantu, telah membangun 13 jembatan. Dan kegiatan ini terus mereka jalankan. Relawan Kampung menargetkan bisa membangun 100 jembatan untuk bangsa ini. Semoga saja masih banyak tokoh-tokoh seperti Muhammad Arif Kardiat yang memiliki jiwa sosial.
Seorang pria yang bernama Muhammad Arif Kirdiat saat mengantarkan turis-turis asing ke pelosok desa di Banten, selalu merasa milu ketika melihat anak-anak yang harus mempertaruhkan nyawanya demi bersekolah. Pria yang memiliki usaha tour & travel ini pun merasa terguguah untuk melakukan sesuatu.
Awalnya ia datang ke DPRD setempat untuk mengajukan permohonan mengenai perbaikan jembatan-jembatan tersebut. Namun sayang, pemerintah setempat tak terlalu menggubrisnya. Menurutnya, pemerintah setempat menganggap itu bukan hal yang prioritas. Namun Arif tidak menyerah, hal itu justru membuatnya bergerak untuk membangun jembatan itu. Walaupun ia sadar, ia tak memiliki dana untuk membangun jembatan itu.
Kemudian Arif mengajak teman-temannya untuk mencari dana demi membangun jembatan yang telah rusak. Kemudian mereka mendirikan Relawan Kampung yang merupakan organisasi sosial untuk membangun jembatan rusak. Mereka pun mengumpulkan dana melalui teman-teman, kemudian melalui jejaring sosial ia mengupload foto-foto jembatan yang rusak. Ternyata responnya pun cukup banyak. Banyak orang-orang di luar Banten yang tergugah untuk menyumbang. Bahkan salah satu menteri di Singapura pun tergugah untuk menyumbang.
Tak disangka, dari target 3 bulan untuk mengumpulkan dana, ternyata dalam beberapa minggu saja sudah terkumpul uang untuk membangun jembatan. Mereka pun mulai membangun jembatan dan dibantu dengan masyarakat sekitar.
Tak berhenti sampai disitu. Arif kemudian menelusuri daerah lain di sekitar Ujung Kulon yang tak memiliki jembatan. Ia pun berupaya untuk membangun jembatan lagi. Dukungan pun semakin banyak termasuk dari Kopassuss dan juga salah satu perusahaan minimarket. Bahkan banyakan donatur dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Yang ironis perusahaan-perusahaan yang berlokasi, beroperasi, dan berkembang di wilayah Banten justru tidak ada yang menyumbang lewat Relawan Kampung. “Mungkin mereka terikat aturan bahwa CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan harus dilakukan lewat Pemprov Banten,” kata Arif Kirdiat.
Kini ia bersama Relawan Kampung serta pihak-pihak lain yang membantu, telah membangun 13 jembatan. Dan kegiatan ini terus mereka jalankan. Relawan Kampung menargetkan bisa membangun 100 jembatan untuk bangsa ini. Semoga saja masih banyak tokoh-tokoh seperti Muhammad Arif Kardiat yang memiliki jiwa sosial.
Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon