Di sebuah galeri dipajang guci-guci yang indah. Di sebuah sudut tenryata ada juga tahan liat di dekat sebuah guci. Tanah liat itu bersembunyi seolah minder. Ia melihat guci-guci yang lain begitu indah dengan warna-warni dan bentuk yang menawan.
Si tanah liat kemudian bertanya pada guci yang ada di depannya,
"Hai Guci, kenapa tubuhmu bisa begitu indah?"
Si guci tersenyum dengan pertanyaan itu, kemudian ia menceritakan prosesnya hingga ia bisa menjadi indah.
"Kamu tau tanah liat, dulu aku juga sama sepertimu. Kemudian aku ditaruh di meja putar, dipukul-pukul, diputar-putar, dibentuk dan begitu seterusnya,"
Si tanah liat tak menyangka kalau si guci dulunya sama seperti dirinya. Si guci pun melanjutkan ceritanya lagi.
"Setelah jadi bentuk seperti ini kemudian aku dibakar sengan suhu yang sangat tinggi, kemudian aku diwarnai, kemudian diberi lapisan lagi dan setelah itu dibakar lagi. Rasanya begitu panas sekali. Aku begitu tersiksa," ucap si guci.
Si tanah liat menjadi bergidik. Ternyata untuk menjadi guci yang indah harus mengalami hal semcam itu, dipukul-pukul, diputar-putar, dibakar. Si tanah liat tak menyangka.
***
Dalam hidup ini, kadang ketika kita lihat orang sukses kemudian kita kagum dan ingin tau bagaimana caranya. Tapi ternyata mereka semnua telah melewati masa-sulit hingga menjadi seperti sekarang. Sama seperti guci itu.
Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon