Tela tela adalah makanan yang terbuat dari singkong. Mungkin anda tau kentang goreng yang dijual di KFC. Nah, kalo yang ini terbuat dari singkong.
Kisah sukses usaha Tela-tela berawal dari 4 orang mahasiswa UGM yang selesai kuliah kemudian mencoba menjalankan usaha ini. Mereka adalah Eko Yulianto, Fath Aulia, Ayhari Tamimi, dan Febri Triyanto. Modalnya amat minim, hanya 1,5 juta dan tiup un nunggak dari kartu kredit.
Singkong memang diidentikkan dengan makanan kampung. Namun mereka mencoba mengubah paradigma itu dengan menjadikan singkong seperti french fries atau kentang goreng di KFC. Mereka membuat singkong tersebut diiris-iris kemudian digoreng dan ditaburi bumbu berbagai rasa, mulai dari keju, pedas, jagung, dan lain sebagainya.
Saat usaha ini dimulai, hanya ditawarkan di kampus mereka. Bahkan sebulan pertama masih sepi. Namun semakin lama mulai banyak mahasiswa yang mencoba jajanan ini. Berkemangnya Tela-tela juga dimulai saat mereka mengikuti pameran makanan tradisional di sebuah kampus. Saat itu mereka bisa menghabiskan 450 kg singkong.
Setelah itu usaha ini semakin berkembang ke pelosok Yogya. Terlebih setelah mereka membuat SOP dan mewaralabakannya. Dan hanya butuh waktu 1 tahun, Tela-tela punya 100 outlet dari mitra-mitra yang bekerja sama dengan mereka.
Tela-tela pun semakin berkembang ke seluruh Indonesia dengan jumlah gerainya mencapai 1650 outlet. Mereka pun mengantongi omset sekitar 3 milyar per bulan.
Itulah kisah sukses Tela-tela. Siapa sangka, Tela-tela yang merupakan makanan kampung mampu mengubah hidup 4 anak muda ini. Mereka percaya usaha yang kecil bisa tumbuh menjadi besar jika ditangani secara serius.
Kisah sukses usaha Tela-tela berawal dari 4 orang mahasiswa UGM yang selesai kuliah kemudian mencoba menjalankan usaha ini. Mereka adalah Eko Yulianto, Fath Aulia, Ayhari Tamimi, dan Febri Triyanto. Modalnya amat minim, hanya 1,5 juta dan tiup un nunggak dari kartu kredit.
Singkong memang diidentikkan dengan makanan kampung. Namun mereka mencoba mengubah paradigma itu dengan menjadikan singkong seperti french fries atau kentang goreng di KFC. Mereka membuat singkong tersebut diiris-iris kemudian digoreng dan ditaburi bumbu berbagai rasa, mulai dari keju, pedas, jagung, dan lain sebagainya.
Saat usaha ini dimulai, hanya ditawarkan di kampus mereka. Bahkan sebulan pertama masih sepi. Namun semakin lama mulai banyak mahasiswa yang mencoba jajanan ini. Berkemangnya Tela-tela juga dimulai saat mereka mengikuti pameran makanan tradisional di sebuah kampus. Saat itu mereka bisa menghabiskan 450 kg singkong.
Setelah itu usaha ini semakin berkembang ke pelosok Yogya. Terlebih setelah mereka membuat SOP dan mewaralabakannya. Dan hanya butuh waktu 1 tahun, Tela-tela punya 100 outlet dari mitra-mitra yang bekerja sama dengan mereka.
Tela-tela pun semakin berkembang ke seluruh Indonesia dengan jumlah gerainya mencapai 1650 outlet. Mereka pun mengantongi omset sekitar 3 milyar per bulan.
Itulah kisah sukses Tela-tela. Siapa sangka, Tela-tela yang merupakan makanan kampung mampu mengubah hidup 4 anak muda ini. Mereka percaya usaha yang kecil bisa tumbuh menjadi besar jika ditangani secara serius.
2 komentar
mangagumkan dan inspirasi sekali buat saya.
jadi pengen wirausaha.
maaf juragan numpang link.
http://www.detexsi.com/2014/03/cara-membuat-singkong-tela-tela-berbumbu_16.html
Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon