Tukang bubur ini memang belum naik haji. Pak Soleh namanya. Tapi ia bisa menyumbang untuk korban banjir dengan memberikan buburnya sebanyak 100 mangkok per hari pada korban banjir di posko pengungsian.
Pak Soleh orangnya sederhana, tapi saat ditanya oleh Deddy Cobuzer di acara Hitam Putih, kenapa ia menggratiskan buburnya untuk korban banjir, Pak Soleh menjawab kalau ia ingin menuntaskan janjinya pada dirinya sendiri. Sejak tahun 2007 menurutnya ia berjanji untuk menyumbang buburnya gratis pada korban banjir ketika banjir terjadi. Dan ia merasa tak tenang apabila belum melakukan itu.
Pak Soleh benar-benar ikhlas untuk membantu, ia bukan caleg yang hanya mencari perhatian rakyat. Keikhlasan hatinya membuat wartawan yang melihatnya memuatnya di media hingga kemudian ia bisa tampil di TV di acara Hitam Putih untuk memberikan inspirasi.
Bahkan ketika itu wartawan memberikan uang padanya, ada juga dari perusahaan memberikan uang padanya. Namun ia menyumbangkan kembali uang itu ke masjid.
Selain karena ingin menuntaskan janji, menurutnya ia pun merasa harus memberikan bantuan itu. Ia merasa bersyukur bisa menyekolahkan anaknya hingga lulus, dan ia bersyukur berprofesi sebagai pengusaha bubur karena sebelumnya ia sempat menjadi tukang becak.
Itulah kisah inspiratif dari Pak Soleh, pedagang bubur yang walau sederhana namun mampu memberikan sumbangannya dengan menggratiskan buburnya untuk korban banjir.
Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon