Menjadi pengusaha muda yang sukses adalah impian bagi banyak orang. Tapi tidak banyak orang yang mau memperjuangkan impiannya dengan sekuat tenaga hingga akhirnya berhasil. Nicky Sonjaya, adalah sosok pengusaha muda yang berhasil mewujudkan impiannya menjadi pengusaha muda dengan usaha dan kerja kerasnya.
Pria yang akrab disapa Nicky ini, menjalankan bisnis di bidang general trading & supply dengan nama Cahaya Sinar Berlian (CASIBER COMPANY) yang berawal dari hobi dan impiannya. Nicky ingin filosofi brand yang dibuatnya bersinar dan mudah diingat orang. Maka dibuatlah nama Cahaya Sinar Berlian atau disingkat menjadi CASIBER (www.casiber.com).
Usaha yang dijalankannya memiliki produk dari 2 jenis bahan baku yang berbeda, yang pertama adalah jaring (waring hitam), kasa hijau, tali tambang yang berbahan baku dari biji plastik. Yang dapat digunakan untuk tambak ikan, perkebunan, pertanian dan peternakan. Dan yang kedua adalah produk Houseware seperti serbet/lap piring dan keset kaki yang menggunakan bahan baku; benang cotton, polyester & poly tc.
Berawal dari kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan, anak kedua dari ibu Ai Fatimah dan bapak Dedi Kusmayadi ini merintis karir dengan bekerja sebagai karyawan di beberapa perusahaan dan pabrik Textile. Suatu ketika Nicky ingin mempunyai usaha sampingan dan Nicky mulai mencoba menjalankan bisnis jual beli mobil bersama keluarga dan saudaranya.
setelah itu lalu ia menjalankan usaha jual beli handphone dengan membuka counter, serta usaha-usaha lainnya. Namun sayang, karena belum mempunyai pengalaman di dunia bisnis mengakibatkan semua bisnis yang dijalankannya saat itu tidak berjalan sesuai harapan bahkan rugi sehingga mengakibatkan bangkrut.
Tapi Nicky tidak menyerah begitu saja. Setelah bisnis-bisnisnya bangkrut, ia mulai menjalankan bisnis MLM, dan saat itulah banyak pelajaran yang ia dapat karena sering mengikuti berbagai seminar motivasi dan seminar bisnis, serta rajin membaca buku positif. Ilmu yang ia dapat di seminar pun dipraktekkannya untuk mencoba bisnis kembali.
Walaupun ia saat itu tidak memiliki modal bahkan minus, namun Nicky tak mudah menyerah. Ia mulai menjual produk orang lain seperti sarung, peci, dan produk textile lainnya ke pasar-pasar, door to door ke rumah-rumah, dan juga melalui online. Dari situ, ia mulai mengumpulkan modal sedikit demi sedikit agar mempunyai stok produk untuk dijual.
Suatu ketika, Nicky melihat industri-industri kecil seperti para pengrajin keset, yang sudah puluhan tahun bekerja namun kesejahteraannya masih begitu-begitu saja. Para pengrajin tersebut bisa memproduksi namun mengalami kesulitan dalam penjualannya. Nicky berinisiatif untuk membantu mereka menjual produk yang mereka buat. Nicky membeli produk mereka lalu mengemas dengan baik, dan memakai brand sendiri yaitu CASIBER, kemudian setelah dicek kualitasnya dan hasil packagingnya bagus, baru Nicky menjualnya secara serentak dengan membuka distributor di setiap kota..
Selain menjual produk-produk para pengrajin, Nicky juga saat itu menjual produk-produk textle terutama jaring hitam dari pabrik dan menjual produk textile tersebut dengan jumlah banyak melalui offline dan online. Nicky dapat melakukan hal itu karena telah mempunyai ilmu marketing yang cukup baik dari pengalamannya dan seminar-seminar bisnis yang telah dipelajarinya.
Namun karena dari suplayer pabrik kurang komitmen dan kurang tepat waktu dari segi pelayanan, untuk menjaga nama baiknya agar tidak mengecewakan customer akhirnya ia mulai mencoba memproduksi sendiri dan maklon (memakai jasa/sewa mesin dari pabrik). Nicky mulai membentuk manajemen, sistem, administrasi, dan menambah marketing. Ia mulai memproduksi waring hitam/jaring, kasa hijau, tali tambang dan Houseware seperti serbet lap piring, keset, dan lain-lain, dengan brand CASIBER (www.casiber.com).
Dalam menjalankan usaha, ia memiliki prinsip bahwa modal bukan alasan. Karena walaupun tidak memiliki modal, seorang pengusaha bisa menjual produk orang lain. Ia pun bercerita bagaimana pada saat itu untuk membeli bahan baku, ia harus menyewa delman karena belum memiliki kendaraan untuk mengangkut bahan baku tersebut. Ia hanya memiliki motor yang tak mungkin dipakai untuk mengangkut barang sebanyak itu.
Menurutnya, seorang pengusaha juga harus memiliki keyakinan yang kuat. Nicky pun mengalaminya ketika menjual produk orang lain, ia berusaha meyakinkan pembeli untuk membeli dan mentransfer pembayaran terlebih dahulu sebelum barang dikirim. Ia berusaha mengatur gaya bicara, bersikap, dan lain-sebagainya seolah-olah sebagai perusahaan besar. Padahal pada saat itu ia masih merintis.
Selain itu, seorang pengusaha juga harus memiliki mental tahan banting. Karena dalam dunia bisnis persaingannya sangat ketat. Ia juga pernah ditipu beberapa kali oleh relasi atau partner usahanya sehingga jatuh bangun pun telah dirasakannya dan saat itu ia sempat merasa drop seolah-olah hidup itu hanya sendiri dan tidak punya harapan lagi.
Dan akhirnya suatu ketika ia mendapat informasi ada seminar yang pembicaranya adalah ustad Yusuf Mansur. Ia pun datang dan memberanikan diri untuk berkonsultasi dan menceritakannya pada Ustad Yusuf Mansur yang akhirnya Nicky mendapat pencerahan dari beliau. “Bahwa ketika bisnis bangkrut dan ingin memulai kembali, itu bukan memulai dari nol. Yang memulai dari nol itu adalah ketika kita lahir. Tapi ketika kita sudah mempunyai pengalaman, sudah mempunyai jaringan dan relasi, ketika bangkrut tinggal meneruskan kembali dan itulah modal untuk membangun bisnis yang sebenarnya. Jadi modal bukan hanya uang, tapi relasi, teman, dan ilmu serta pengalaman”.
Selain itu juga yang paling penting adalah doa dan ibadah. Usaha semaksimal mungkin jika tanpa doa berarti kita sombong. Maka berusahalah semaksimal mungkin, dan selanjutnya serahkan pada Allah. Usaha yang ia jalani dengan jatuh bangun hingga akhirnya sukses pun tak lepas dari doa dan ibadah yang dijalankannya. Ia rutin menjalankan Sedekah, Sholat dhuha dan tahajud serta puasa senin kamis. Sampai suatu ketika ia mendapat kontrak pembelian serbet dari agent Unilever senilai 400 juta. Saat itu ia merasa terkejut. Dan itu merupakan titik nadir dari kebangkitan dan kemajuan usaha yang dijalankannya.
Seiring berjalannya waktu, ia terus menjaga kepercayaan konsumen dan suplayer. Dengan begitu pembeli selalu percaya membayar terlebih dahulu sebelum barang dikirim. Sementara suplayer yang menyuplai bahan baku padanya juga percaya untuk mengirim barangnya terlebih dahulu, dan Nicky boleh membayar setelah sebulan kemudian. Bahkan ada yang nilai barangnya mencapai 500 juta.
Ia juga benar-benar memperhatikan kualitas produk. Sebelum barang keluar selalu diperiksa terlebih dahulu. Lalu pelayanan harus memuaskan baik dari segi waktu maupun kualitas. Misalnya barang harus sampai sebelum waktu yang telah dijanjikan. Sehingga customer percaya dengan Casiber.
Dengan terus menjaga kepercayaan, usahanya pun terus berkembang. Dari yang awalnya di tahun 2012 omsetnya hanya sekitar 20-50 juta per bulan, lalu pada tahun 2013 naik menjadi 200 juta per bulan. Kemudian pada tahun 2014, omsetnya sudah menembus 400 juta per bulan. Dan pada tahun 2015, omsetnya sudah di atas 1 milyar. Sampai akhirnya ia mulai menjalankan visi misi, sistem, dan sekarang hampir mencapai 3 milyar per bulan. Dengan kapasitas produksi mencapai 70 ton dalam sebulan.
Sekarang area marketing sudah ke seluruh Indonesia. Bahkan produknya di luar Indonesia sudah sampai ke Prancis dan Thailand. Dan rencananya akan ekspor ke lebih banyak negara lagi.
Produk-produknya pun sudah masuk ke seluruh supermarket di Indonesia dan untuk produk jaring sudah masuk ke seluruh toko distributor nelayan, peternakan, dan perkebunan sawit di seluruh nusantara. Bahkan rencannya akan ada kerja sama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan untuk mensuplay jaring.
Strategi Nicky untuk menghadapi MEA yaitu menjaga kualitas produk dan pelayanan terbaik serta di setiap kemasan produk Casiber dicantumkan 100% Indonesia. Karena agar distributor dan konsumen bangga memakai produk dalam negeri.
Dengan kesuksesan yang diraihnya, ia bisa membeli rumah lagi walau sebelumnya sempat disita oleh Bank. Lalu ia bisa menikah dengan biaya sendri, bisa mengumrahkan orang tuanya, dan sekarang memiliki 5 unit kendaraan truck dan pick up untuk operasional perusahaan dan 3 unit kendaraan pribadi.
Ia juga telah membuka lapangan pekerjaan bagi sekitar 300 orang yang bekerja di Casiber. Baginya, karyawan adalah aset perusahaan sehingga terjalin hubungan seperti keluarga dan tim yang harus bekerja dengan kompak, disiplin, loyalitas, dan sama-sama berkomitmen menjaga nama baik perusahaan.
Menurutnya, orang sukses itu tidak semudah hanya sekedar membalikkan telapak tangan. Semua orang tentu ingin sukses, tapi banyak orang yang tidak mau membayar prosesnya. Prosesnya itu seperti jatuh bangun, rugi, ditipu orang, ditolak saat presentasi, direndahkan orang sekitar, dan lain sebagainya. Tapi ingat, lewati itu semua dan fokus pada tujuan atau mimpi, jalani saja dan terus berusaha dengan penuh keyakinan pada Allah. Karena itu semua adalah prosessnya dan itulah sekolahnya dalam bisnis.
Walaupun telah memproduksi sendiri, semua pengrajin home industri produksi keset di Majalaya barangnya masih dijual melalui Nicky. Nicky terus memberdayakan mereka. Hingga akhirnya Nicky pernah diundang di MNC TV dan Sindo TV untuk mengisi talkshow Home and living pada tahun 2014.
Nicky berpesan kepada generasi muda yang ingin menjadi pengusaha, untuk sering membaca buku positif dan banyak bergaul dengan orang yang bisa mendidik kita ke jalan yang benar dan sukses. Karena Nicky selalu ingat pesan orang-orang yang berhasil, yaitu “Buku apa yang Anda baca dan dengan siapa Anda bergaul maka itulah yang akan menentukan masa depan Anda”. Ikutilah seminar bisnis atau komunitas-komunitas bisnis, dan lain sebagainya. Untuk memulai usaha jangan sampai ada alasan tidak punya modal. Mulailah dengan menjual produk orang lain. Biasakan punya keyakinan yang teguh pada diri sendiri, dan harus punya mental pantang menyerah. Lalu harus fokus pada tujuan. Fokus dulu di satu bisnis sampai berhasil dan jika sistemnya sudah berjalan baru bisa membuka bisnis lainnya.
Selain itu jika mempunyai impian harus divisualisasikan. Misalnya dengan menuliskan impian-impian tersebut dan menempelkannya di dinding kamar, atau di dinding kantor. Karena mimpi adalah tujuan yang jelas apalagi jika punya mimpi ingin membahagiakan orang-orang yang dicintai, maka di situlah akan keluar energi terbesar dalam diri kita untuk mencapai puncak kesuksesan.
Lalu pebisnis yang ingin terus berkembang pesat juga harus terus memiliki target pencapaian yang tinggi. Seperti halnya di tahun 2016 ini, ia ingin mencapai target omset 5 milyar per bulan dan ingin menjadikan perusahaannya sangat berpengaruh di Indonesia, sehingga dapat membantu perekonomian di Indonesia.
Setelah memiliki usaha yang bersistem dan berhasil, Nicky sangat berterimakasih dan bersyukur kepada Allah SWT yang selalu melindungi dan meridhoi setiap langkah kerja kerasnya, kepada semua keluarga terutama dari doa kedua orang tua, istri tercinta yang setia menemani prosesnya dari nol sampai saat ini dan anak tercinta yang mendorong semangat dan energi terbesar.
Sobat Bangun Inspirasi, itulah suscces story Nicky Sonjaya yang dapat kita ketahui dan dapat kita pelajari untuk menjadi pengusaha muda yang membangun perusahaan berawal dari sebuah impian.
Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon