Sudah tau produk minuman isotonik yang satu ini. Pocari Sweat adalah minuman pengganti cairan tubuh yang hilang. Produk ini berasal dari Jepang dan sangat sukses di pasaran termasuk di Indonesia.
Namun siapa sangka, untuk menghasilkan dan menjadikan produk tersebut laku di pasaran butuh proses panjang bertahun-tahun dengan berbagai usaha dan kegagalan serta harus melewati kerugian yang besar terlebih dahulu. Berikut kisahnya
Bermula dari ide peneliti senior
Sobat, ceritanya bermula dari seorang profesor atau peneliti senior yang bekerja di Otsuka, Jepang. Otsuka adalah perusahaan yang dikemudian hari memproduksi Pocari Sweat. Peneliti senior itu memiliki ide untuk membuat minuman yang bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang. Karena dari hasil penelitiannya ternyata dari keringat yang dikeluarkan manusia, juga membawa ion-ion dalam tubuh.
Peneliti senior itu pun terpikir untuk membuat minuman yang bisa menggantikan keringat yang membawa ion-ion keluar dari tubuh. Ia menyampaikan idenya pada CEO di Otsuka. Namun CEO di perusahaan tersebut menolak idenya.
Waktu terus bergulir hingga beberapa tahun setelahnya CEO di Otsuka diganti dengan CEO baru. Tak disangka CEO baru tersebut menawarkan pada peneliti senior itu untuk mewujudkan idenya. Peneliti senior itu pun senang bukan kepalang. Ia langsung menugaskan peneliti muda untuk menangani proyek ini.
Namun untuk mewujudkan hal tersebut tidaklah mudah. Peneliti muda itu kemudian pergi berjalan-jalan sejenak keluar kantor di bawah terik matahari. Ia mengambil keringat yang menets dari wajahnya dan meminumnya. Dengan meminum keringatnya, ia berharap bisa lebih mengetahui seperti apa minuman yang akan ia buat nantinya. Namun tentu saja rasanya sangat tidak enak.
Melewati berbagai percobaan
Peneliti muda itu masih bingung bagaimana caranya menghasilkan minuman pengganti ion tubuh yang keluar membawa keringat. Namun menghasilkan rasa yang enak.
Ia pun memulai penelitiannya di laboratorium di Otsuka. Banyak percobaan yang ia lakukan. Bahkan sampai ribuan percobaan. Setelah menghasilkan minuman yang menurutnya cocok, kemudian ia bersama peneliti senior menghadap CEO untuk melaporkan hasil penelitian mereka.
Namun yang terjadi justru CEO merasa minuman tersebut tidak enak. Dan akan sulit diterima konsumen. Peneliti muda dan peneliti senior pun pergi ke luar ruangan dengan rasa kecewa. Namun mereka masih terus semangat untuk menghasilkan minuman yang lebih baik. Percobaan pun mereka lakukan kembali.
Setelah melakukan percobaan kembali, lalu mereka menghadap lagi pada CEO. Setelah minuman tersebut dicicipi CEO, ternyata masih kurang pas. Di sisi lain, ada peneliti lainnya pun yang menghadap CEO tersebut di waktu yang bersamaan untuk melaporkan hasil penelitiannya untuk menghasilkan minuman jeruk.
CEO pun kemudian mencoba minuman jeruk tersebut. Seketika, di benak CEO, muncullah ide untuk mencampurkan minuman jeruk tersebut dengan minuman isotonik dari hasil si peneliti muda dan peneliti senior. Dan tersenyata sungguh fantastis. CEO merasa rasa minuman tersebut sudah mendekati pas. Ternyata ide spontan dari CEO yang mencamput minuman Isotonik dengan minuman jeruk memunculkan ide bahwa minuman tersebut akan menghasilkan rasa yang nyaris sempurna.
Tetapi percobaan belum berhenti sampai di situ. Kemudian peneliti muda membeli berbagai macam jeruk dan mencoba masing-masing jenis jeruk tersebut untuk dicampurkan dengan minuman isotonik hasil penelitiannya. Setelah melakukan percobaan tersebut akhirnya ia menemukan jenis jeruk yang pas untuk dicampurkan dengan minuman isotonik tersebut.
Kemudian ia melakukan beberapa percobaan lagi untuk mencampurkan jeruk tersebut dengan beberapa persentase kadar. Beberapa minuman dengan persentase kadar jeruk tersebut kemudian dilaporkan kembali ke CEO dan dicoba bersama-sama dengan si peneliti. Saat itu terjadi perbedaan pendapat mengenai mana minuman yang paling tepat rasanya dari beberapa sampel tersebut.
Kemudian CEO keesokan harinya mengajak peneliti senior dan peneliti muda tersebut untuk olah raga. Lalu setelah berolah raga mereka mencoba beberapa sampel minuman tersebut. Sampai akhirnya disepakati minuman yang pas dengan kadar persentase jeruk tertentu.
CEO tersebut mengajak mereka berolah raga karena ia sadar, bahwa minuman isotonik tersebut adalah minuman pengganti ion tubuh saat berkeringat. Dan harus benar-benar dirasakan setelah tubuh berkeringat. Sampai akhirnya mereka menemukan formula yang pas untuk minuman isotonik tersebut.
Perjuangan belum berhenti sampai di situ. CEO dan para peneliti kemudian rapat bersama para dewan komisaris untuk membahas minuman yang akan mereka luncurkan tersebut. Setelah mencoba minuman tersebut, seluruh dewan direksi ragu minuman tersebut bisa laku di pasaran. Mereka meyakini minuman itu tidak layak untuk diproduksi. CEO dan para peneliti itu pun kecewa, tapi tak putus asa. Dengan keyakinan mereka, akhirnya minuman Pocari sweat diproduksi dan diuji coba di pasaran.
Awalnya tidak laku
Tim pemasaran di Otsuka mulai memberikan sampel ke orang-orang yang di jalan tentang miunuman Pocari Sweat tersebut. Namun teranyata keyakinan para dewan direksi yang meyakini minuman tersebut tidak akan laku saat itu terbukti. Banyak orang yang kecewa setelah mencicipi Pocari sweat. Mereka tidak terbiasa dengan minuman seperti itu, dengan rasa manis namun tidak terlalu manis. Tapi tenaga pemasaran mencoba meyakinkan bahwa itu adalah miunuman kesehatan yang mampu mengganti ion tubuh. Namun tetap minuman tersebut tidak laku.
Setelah tim pemasaran melaporkan hal tersebut ke CEO, CEO berpikir sejenak. Kemudian dihadapan para marketing dan juga para peneliti, ia memutuskan keputusan yang amat mengajutkan. Menurutnya, orang-orang harus terbiasa dahulu untuk meminum-minuman yang masih baru tersebut. Maka ia perintahkan agar Pocari sweat diproduksi sebanyak mungkin untuk dibagikan gratis kepada orang-orang. Tentu saja keputusan tersebut mengejurkan para peneliti, dan seluruh karyawannya.
Kerugian perusahaan amat besar
Kemudian Pocari Sweat benar-benar dibagikan secara gratis. Para marketing menyebar membagikan minuman tersebut. Ada yang menghampiri anak-anak yang sedang berolah raga, ada pula yang memberikannya pada orang-orang yang lewat di jalan.
Karena dibagikan secara gratis, lama kelamaan kerugian perusahaan semakin membengkak. Karena minuman tersebut dibagikan gratis ke seluruh Jepang dengan jumlah yang amat banyak. Di tahun pertama kerugiannya mencapai puluhan atau sampai ratusan miliar. Tapi CEO Otsuka yakin, kerugian tersebut hanya sementara.
Akhirnya laris di pasaran
Keyakinan CEO Otsuka tersebut akhirnya terbukti setelah melewati proses yang amat panjang. Masyarakat mulai terbiasa minum Pocari Sweat sebagai minuman isotonik pengganti Ion tubuh. Pesanan pun mulai berdatangan. Para marketing dibuat sibuk melayani pemesanan dari toko-toko atau minimarket karena minuman Pocari sweat mulai laku. Dan di tahun berikutnya Otsuka meraih keuntungan yang fantastis dari hasil penjualan Pocari sweat.
Setelah meraih sukses di Jepang, kemudian Pocari sweat pun dipasarkan ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Pola pemasarannya pun masih dengan membagikannya secara gratis kepada masyarakat. Namun lambat laun Pocari sweat juga meraih keuntungan yang besar dari negara-negara lain.
Itulah kisah sukses minuman Pocari Sweat yang ternyata melalui proses yang amat panjang. Sebuah produk baru memang seringkali memakan waktu dan tenaga untuk laku di pasaran. Namun ketika masyarakat sudah mulai mengenal dan terbiasa dengan produk tersebut, hasilnya sangat luar biasa. Itu pula yang dialami Aqua ketika awalnya tidak laku.
Sobat Bangun Inspirasi, kesuksesan memang terkadang harus melalui proses panjang. Namun jika kita meyakini suatu ide akan jadi kesuksesan, kita akan terus berusaha melaluinya. Meskipun perjuangannya memang tak mudah.
Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon