Foto via: Kompasiana |
Dulu waktu kerja setiap hari naik bus. Dan setiap kali naik bus selalu ada pedagang yang berjualan di dalam bus.
Ada yang menarik, seenggaknya ada 2 cara pedagang yang jualan di dalam bus untuk menjual barangnya. Pedagang yang pertama dia akan berjalan di dalam bus sambil menjelaskan tentang barang dagangannya, berharap ada penumpang yang mau beli. Dan pedagang yang kedua persentasi terlebih dahulu tentang barang dagangannya dan harganya di hadapan penumpang, setelah itu ia akan berjalan dari depan ke belakang sambil membagi-bagikan produk yang ia jual pada penumpang tanpa menarik bayaran terlebih dahulu.
Ya, cara pedagang yang kedua ini menarik. Setelah ia membagi-bagikan produk jualannya pada para penumpang kemudian ia balik lagi ke bagian depan untuk mengambil kembali produk dagangannya itu dari masing-masing penumpang atau mengambil uang yang disodorkan oleh penumpang yang mau membeli produk tersebut. Dan ternyata cara yang kedua ini lebih banyak yang beli, atau nilai konversinya jauh lebih besar daripada cara pedagang yang pertama dalam menjual produknya.
Karena kalau pedagang yang pertama hanya berharap ada penumpang yang tertarik akan produk yang ia jual dan memanggilnya, tapi cara pedagang yang kedua dengan membagikan terlebih dahulu produknya artinya ia membiarkan penumpang melihat lebih dekat atau bahkan bisa memegang produk tersebut. Dan jika tertarik untuk membeli, penumpang hanya tinggal sodorkan jumlah uang seharga produk tersebut, tidak perlu memanggil si pedagang di tengah keramaian di dalam bus. Ini lebih praktis.
Seringkali, customer enggak percaya begitu saja apa yang dikatakan pedagang. Ia baru percaya setelah melihat lebih dekat, memegang, atau mencoba produknya terlebih dahulu. Hal ini juga dilakukan pedagang buah yang membiarkan customer mencicipi terlebih dahulu. Walau biasanya buah yang dicicipi lebih manis dari pada buah yang sudah dibeli :D
Ini juga berlaku untuk industri yang lebih besar. Di toko-toko pakaian disediakan kamar pas agar customer bisa mencoba terlebih dahulu pakaian yang ingin dibeli, di industri properti pengembang membuat show unit agar customer bisa merasakan seperti apa properti yang ia akan beli nantinya, di industri kendaraan custromer diajak untuk test drive untuk merasakan mobil yang dijual.
Nah, cara di atas adalah untuk membuat customer percaya dan yakin dengan produk yang mereka beli. Tapi itu kalau jualannya secara offline. Lalu bagaimana kalau jualannya secara online?
Bersambung....
Dibahas nanti.
Silakan share
Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon