Minggu, 01 Oktober 2017

Kenapa Dilarang Mencontek? Justru Kita Harus Bisa Mencontek


Sekolah mengajarkan kita untuk tidak menyontek. Hmm...., mungkin itu ada benarnya. Tetapi saya bilang disini kalau dalam banyak kasus kehidupan, MENYONTEK ITU PENTING. 

Bagi orang yang sering memakai Microsoft excel mungkin tau bedanya copy paste, copy formula, copy format, atau copy value. Menyontek dengan cara copy paste itu diperbolehkan asalkan jangan copy value. Copy paste berarti kita meng-copy formula, format, atau apapun itu dan mem-pastenya. Jadi yang di-copy itu bukanlah nilai akhirnya. Sementara copy value hanya meng-copy nilai akhirnya saja tanpa tau rumus dan formulanya dari mana.

Contoh Copy paste dalam belajar misalkan ketika kita melihat ada teman kita yang selalu jadi ranking satu, kemudian kita bertanya pada dia apa rahasianya. Sehingga kita tau bagaimana cara belajarnya, lalu kita contek cara belajarnya sehingga prestasi kita lambat laun akan menyamai prestasi teman kita itu. 

Sedangkan kalau kita meng-copy-value kita hanya menyontek jawaban ujiannya saja tanpa tau dari mana jawaban itu. Banyak juga kisah-kisah orang sukses yang pantas kita copy paste bagaimana caranya menjadi sukses. Tentunya dalam menyontek kita diharapkan hanya menyontek hal-hal yang positifnya saja dan tinggalkan yang buruknya. Seperti kata pak ustad, “Ambil yang baik tinggalkan yang buruk.” Eittss. . .tapi jangan dipraktekin buat nuker sendal di masjid yah!

Carilah inspirasi yang dapat Anda contek dari siapapun. Misalkan ketika Anda membaca kisah Thomas Alfa Edison, Kolonel Sanders, Abraham Lincoln, atau banyak orang sukses lainnya. Conteklah dari mereka tentang prinsip hidup mereka sehingga mereka bisa meraih apa yang mereka cita–citakan.

Selain dari orang–orang yang telah sukses, sebenarnya banyak sekali hal–hal yang bisa kita contek dari alam ini, atau dari setiap sisi kehidupan. Misalkan ketika manusia melihat burung maka munculah inspirasi untuk membuat pewat terbang. Atau ketika kita melihat metahari yang selalu memberikan cahayanya setiap hari, atau ketika kita merasakan hembusan udara. Selalu ada hal atau inspirasi yang bisa kita contek dari kehidupan ini.

Contoh lain misalnya dalam dunia bisnis. Beberapa waktu ke belakangan booming Hp Blackberry. HP yang berukuran lebar dengan tombol qwerty. Setelah itu banyak bermunculan HP–HP yang bentuk dan featurenya hampir sama. Bahkan penjualan HP–HP China yang menyerupai Blackberry sangat fantastis karena dengan harga yang jauh lebih murah mampu mendapatkan HP dengan feature yang cukup canggih. 

Meniru memang bukanlah sesuatu yang dilarang selama tidak melanggar hak paten dan etika. Tapi jangan hanya meniru. Pakailah prinsip ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Penting sekali untuk mengamati kebaikan dan karya orang lain. “Meniru” tidak apa–apa, meniru dalam tanda kutip loh yah alias terinspirasi. Tapi harus ada modifikasi yang membuat kita atau karya kita punya ciri khas.

Namun faktanya budaya menyontek saat ini hanya sekedar copy value semata. Setiap kali guru memberi PR yang mengerjakan dengan kemampuan sendiri hanya beberapa saja. Sisanya menyalin jawaban temannya (itu juga kalo keburu). Budaya ini yang menimbulkan banyaknya pembajakan, sifat malas, de el el.

Saya jadi teringat salah satu cerita. Suatu ketika si dosen memberi nilai yang berbeda antara si A dan si B. Ternyata si A nilainya lebih tinggi dari si B. Si B protes sama dosennya karena ia merasa jawabannya sama dengan si A.

“Pak, kok dia lebih gede nilainya dibanding saya?”
“Ya memang begitu,” kata dosennya.
“Tapi jawaban saya, saya samain sama temen saya,  Pak. Harusnya Bapak kasih nilai yang sama dong, Pak!” ujar si B.
“Ohhh, berarti saya semakin yakin dong ngasih nilai kamu lebih kecil. Ternyata kamu nyontek dari dia?!!” kata dosen.

Si B ketauan begonya. Ternyata tanpa ia sadari ia bilang ke dosennya kalo dia sudah nyontek.

Berbuat curang dan menyontek yang seperti itu bisa menjadi kebiasaan yang tertanam di dalam diri kita. Mulanya menyontek dan mendapatkan nilai dengan cara curang, lalu setelah ke dunia kerja mendapatkan pekerjaan dengan menyogok, lalu setelah mendapatkan jabatan bisa–bisa jadi korupsi. Maka budaya menyontek yang hanya sekedar copy value harus dihindarkan dan digantikan dengan budaya menyontek yang bersifat copy paste.

Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon