Minggu, 01 Oktober 2017

Melanggar Aturan itu Penting


Aturan memang seyogyanya dibuat untuk kedisiplinan agar semuanya berjalan sesuai dengan tujuan. Sekolah memang menerapkan aturan–aturan bagi muridnya. Misalnya dilarang merokok, harus memakai sepatu warna hitam, baju dimasukkan, dll.

Peraturan–peraturan yang memilliki tujuan yang baik memang sudah seharusnya diberlakukan dan bagi yang melanggar diberi sanksi. Akan tetapi sadar atau tidak, ada aturan–aturan yang tidak memiliki tujuan yang jelas. Atau ada pula yang membatasi kreativitas murid–muridnya.

Contohnya seperti ini, misalkan anak–anak kelas satu SD disuruh menggambar bebas sama gurunya. Pertanyaannya adalah, apa yang kebanyakan mereka gambar? Ya, dari dulu sampai sekarang kalau anak–anak disuruh menggambar, mereka akan menggambar gunung dua, di tengah-tengahnya ada matahari, terus ada sawah, dan ada jalan yang ujungnya titik dan membesar. Itu sudah menjadi semacam aturan yang tidak tertulis.

Saat SD pun nama yang kita kenal pasti Budi. Kerap kali guru mengenalkan si Budi pada anak–anak yang baru belajar membaca, atau membuat kalimat. Padahal gurunya sendiri mungkin tidak tau Budi yang mana yang dimaksud, gak tau Budi Anduk barangkali atau Budi Doremi. Contohnya pada kalimat, Ini Budi, Ini Ibu Budi, Budi sedang belajar, dan sebagainya.

Atau ketika kita lulus kuliah seolah-olah ada aturan harus bekerja, bahkan bekerja di bidang yang sesuai dengan jurusan kuliah kita. Lebih afdol lagi kalau jadi PNS. Padahal, kita bisa mengikuti passion dengan bekerja sesuai pilihan hati, atau kita juga bisa berbisnis.

Jadi “langgralah aturan–aturan tersebut”. Pake tanda kutip loh yah. Jadi maksud saya bukan aturan yang membuat kita jadi disiplin, bukan pula aturan yang bertujuan baik bagi diri kita maupun sekolah yang dilanggar. Tapi aturan–aturan yang secara sadar atau tak sadar menghambat kreativitas kita, ya dilanggar saja. Kalau aturan–aturan yang baik jangan dilanggar dong.

Tapi yang ironis justru saat ini para pelajar malah melanggar aturan–aturan yang memang baik untuk diterapkan. Mereka seolah merasa tertantang untuk melanggar aturan tersebut. Semakin banyak aturan dilanggar akan membuat dirinya merasa semakin hebat. Itu yang ia pikirkan. Sebagai contoh misalnya dari segi penampilan, banyak pelajar yang mengeluarkan bajunya, atau siswi yang memakai rok pendek, bahkan ada yang rambutnya di cat mengikuti warna rambut orang luar negeri. Dan yang lebih ekstrim lagi sampai melakukan aksi kriminalitas. Hedeuhhhhhhh (T_T)

Silakan komentar dengan baik dan bijak. Sesuai dengan artikel yang dibaca :)
EmoticonEmoticon